Apakah sudah tidak ada lagi manusia yang memiliki hati nurani ?
Berbagai peristiwa politik yang menyedihkan terus saja terjadi, seluruh media sosial memberitakan betapa gencarnya beberapa tokoh pemerintah yang hendak menjatuhkan rekan kerjanya yang berusaha untuk menjalani tanggung jawabnya dengan benar. Semua pihak saling menyerang satu dengan yang lain demi menutupi perbuatan kotornya. Hal ini menjadi bukti nyata betapa hancurnya moral manusia untuk menjalani hidup benar.
Akhir – akhir ini, tentu kita telah sering mendengar berita tentang seorang tokoh masyarakat yang bernama Ahok, seorang pria yang berusaha untuk menjalani perannya dengan jujur dan disertai tekad untuk membangun Kota Jakarta dengan menciptakan rasa aman bagi masyarakat didalamnya. Keinginan baik tersebut ternyata menjadi ancaman bagi dirinya sendiri. Begitu banyak pihak yang ingin menjatuhkan dirinya karena beliau telah berhasil menemukan hal – hal yang tidak benar dan berusaha untuk membersihkannya. Hati nurani beliau pun kian terlihat dari keberanian untuk tetap bertindak melawan permainan politik yang licik dan menjadi diri sendiri tanpa gentar dengan ancaman yang ada. Menjalani hidup benar memang bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan oleh beliau. Namun, beliau berani untuk memilih sebuah pilihan yang tidak mudah demi membela kesejahteraan orang lain.
Seorang gubernur DKI Jakarta yang terpilih dengan banyak kontroversi, namun beliau tetap berhasil mencapai jabatan tersebut dengan didasari niat yang baik. Berusaha menjalankan apa yang menjadi tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab dan juga mencoba membereskan banyak hal yang telah kian lama dihancurkan oleh pihak - pihak yang kurang bertanggung jawab. Beliau menyadari dengan baik, betapa besar badai yang akan menyerangnya ketika memilih untuk hidup benar. Namun, tidak ada hal yang menjadi alasan bagi dirinya untuk mundur dari tanggung jawabnya. Beliau telah memberikan dampak yang besar bagi banyak orang lewat apa yang dilakukannya. Jika ingin membuat dunia sekitar kita lebih baik, maka mulailah dengan diri sendiri. Menunggu orang lain untuk melakukan suatu perubahan hanya akan mendatangkan kekecewaan.
Ahok adalah salah satu dari banyak pemimpin lain yang berhasil menjalani perannya dengan berani memilih untuk hidup benar. Ditengah kekurangan yang dimiliki olehnya, Beliau rindu untuk tetap menjalani hidup dengan benar karena menyadari bahwa itulah tujuan hidupnya di dunia yang sementara ini. Walaupun begitu banyak tekanan yang harus diterima oleh dirinya, beliau tetap berusaha berada di jalur yang benar. Membuat sebuah perubahan yang baik, selagi masih diberikan kesempatan waktu.
Ahok telah menjadi salah satu contoh teladan yang berani untuk tetap menyuarakan kebenaran dan menjadi berbeda dengan keinginan duniawi yang menjerumuskan. Lalu, sekarang bagaimanakah dengan diri kita sendiri ?
Sewaktu kita dalam dunia kerja, dunia pendidikan maupun dunia keluarga, sudahkah kita berani menyuarakan kebenaran dan menjalani peran hidup dengan benar ?
Dalam berbagai hal yang terjadi di sekitar kita, sudahkah kita berani memilih untuk hidup yang benar atau hidup hanya sekedar mengikuti arus yang mengalir tanpa berujung dengan kepastian ?
Hidup benar memang tidak menjamin kehidupan kita dapat berjalan mulus tanpa kerikil.
Hidup benar tidak membuat orang lain menyukai kita, melainkan semakin banyak antrian orang yang tidak menyukai kita.
Hidup benar seringkali membuat kita semakin terluka dan terpojok.
Kesulitan untuk hidup benar tidak hanya terjadi sekarang, melainkan sejak jaman Tuhan Yesus disalibkan. Begitu banyak orang yang membenciNya hingga menyalibkanNya di atas kayu salib hanya karena DIA adalah orang yang benar.
Siapkah kita menjalani hidup yang benar ?
Perjalanan hidup seakan tampak mengerikan, namun ketika kita mampu melewati seluruh badai godaan yang ada maka gegap gempita kemenangan yang kekal telah menanti kita di surga kelak.
Kezhia Bianta Sirait life